Monday, July 29, 2013

Jalan-jalan Keliling Kota

Sangat menyenangkan mendapati cuaca yang cerah hari ini setelah hampir seminggu lebih di hiasi mendung dan hujan.
Hari ini aku sengaja menyusuri beberapa jalan di kota, tidak pernah ku lakukan sebelumnya, melihat-lihat setiap bagian dari ibu kota tempat aku tinggal. Mengingat dan menyimpan beberapa tempat dimemoriku yang terbatas.
Aku ingin mencari tempat tinggal baru yang nyaman dan murah, tapi itu gag mudah, butuh sedikit keberuntungan untuk menemukannya. Butuh beberapa pertimbangan, seperti lingkungan sekitar, daerah banjir atau bukan, deket dengan tempat ibadah atau jauh, harganya bersahabat atau tidak?. Banyak neh pertimbangannya.
Perubahan kota ini tidak terlalu banyak sejak aku meninggalkannya 16 tahun yang lalu. Aku hanya butuh sering berjalan-jalan untuk mengetaui seluk-beluk jalan di kota ini, tapi tidak sering kulakukan, aku jarang meluangkan waktu untuk hal seperti itu. Tapi satu hal yang tidak banyak berubah... Pa-na-s-nya itu lho!
Wish me luck, mau hunting lagi...

Saturday, July 27, 2013

Naik Kapal Bag. 2

1989
Naik kapal 2

Pertama kali liat kapal segede itu, guede buanget #lebaydikit. Secara KM Kelimutu kapal terbesar pertama yang pernah aku lihat. Di usiaku yang masih anak-anak, yang hanya tau kampung halaman, kapal itu super duper gedenya.
Rumahku memang cukup dekat dari laut dan disana juga ada dermaga, tidak terlalu besar memang, sekali waktu aku jalan-jalan kedermaga untuk melihat kapal-kapal nelayan, kapal-kapal yang menarik ponton bermuatan batu bara. Aku tidak pernah melihat kapal yang segede itu.
Lautan manusia mulai bejubel, berebut untuk naik ke atas kapal, tidak semua penumpang kebagian tempat tidur, banyak kasur-kasur yang sengaja diambil dan disewakan oleh ABK, banyak orang hanya tidur beralaskan koran di dek-dek kapal. Kapal ini membuat aku bingung dan sering tersesat, ketika aku memutuskan untuk jalan jalan tanpa ditemani ayah. Hamparan samdera biru, ombak besar dan angin laut! ohhh itu dia! mabuk laut! pengalaman pertamaku naik kapal berakhir tragis, mabuk laut! aku bener-bener mati kutu. Mabuk sampe tidak ada yang tersisa diperut, sampai terasa pahit dimulut. Ayah menyarankan aku untuk melihat laut, tapi itu tidak banyak membantu.

Aku menyukai laut biru, debur ombak dan buih lautan. Aku menikmati angin laut, dan deru mesin kapal. Aku merindukan kepak camar dan langit biru. suatu saat aku ingin menikmatinya lagi. Big love for my Father.

Friday, July 26, 2013

Naik Kapal

1989
Naik Kapal

Ini adalah perjalanan jauhku yang pertama, kebiasaan mabuk kendaraanku sudah jauh berkurang, tak pernah kubayangkan seperti apa dunia luar. Selama ini aku hanya mengenal kampungku, dengan alang-alangnya yang lebih tinggi dari badanku, dengan rimbun hutannya yang hijau. Dimana kendaraan yang lalu lalang adalah barang langka.
Bus Malam, begitulah kami dulu menyebut bus-bus antar provinsi yang sering kami, anak-anak ceritakan. Bus yang kami tumpangi perlahan mulai melambat, hingga akhirnya benar-benar berhenti, kami turun untuk istirahat ditempat yang sangat asing buatku. Mungkin ini wilayah kalimantan selatan, tapi kurasa bukan.
Aku takjub ketika pertama kali aku melihat roda bus yang sangat besar dan lebih tinggi dari aku. Sangat jauh dari roda-roda mobil yang sekali waktu melintas didepan rumah.
Entah kapan kami tiba di kalimantan selatan, Kami menyewa sebuah kamar hotel, sambil mdenunggu jadwal keberangkatan kapal. ohh ya, ini adalah pengalamanku yang kedua menginap dihotel, aku selalu menyukai tempat baru dan asing.
Kapal akan berangkat! wow... perjalanan yang pasti mengasikkan, begitu pikirku. Aku dan teman-teman sebayaku tidak pernah bercerita dan membual tentang kapal karena tidak ada diantara kami yang pernah naik kapal.

Monday, July 22, 2013

Photo Telanjang

1988

Aku tumbuh semakin besar, anak pertama yang menjadi buah hati dan juga obsesi orang tuaku, tapi keadaan kami yang sulit membuatku harus menerima kenyataan bahawa aku adalah anak yang suka merusak mainanku dan tak akan mudah merayu orang tuaku agar mereka mau mengeluarkan uang untuk mainan baru. Jadi kadang seperti orang dengan "masa kecil kurang bahagia".
Sepertinya, mungkin tahun ini adalah tahun dimana aku sangat banyak diabadikan dengan kamera. Kamera dengan roll film, wow jaman itu keren banget. Aku biasa berpose dibanyak tempat, ditengah kebun kacang kami atau di pohon kelapa yang baru tumbuh 1 meter, sangat menyenangkan!
Suatu hari, ada yang berbeda kali ini, dengan sedikit paksaan dan rayuan aku harus menanggalkan semua pakaianku untuk di foto, well... itu sesuatu yang baru untukku, walaupun usiaku saat itu masih balita, aku tidak terbiasa telanjang, apalagi didepan kamera, tapi aku lakukan juga.
Tahun 2007 aku merusak photo-photo itu, aku tidak sempat men-scannya karena kecerobohanku yang suka meletakkan barang sembarangan.
Mungkin aku akan membuatnya lagi, photo telanjang! tapi bukan aku objeknya hee hee, nanti kalo aku punya anak! tapi aku tidak terobsesi! *ngeles.

Sunday, July 21, 2013

Aku & Ulat

1998

Rumah kami menghadap tenggara, ketika pagi menyapa dengan lembutnya sinar mentari, kamu akan tau bahwa hari ini akan cerah. Banyak pohon yang kami miliki di halaman depan, rambutan, jambu, sirsak. Pohon jambu adalah pohon yang paling sering aku panjat, dari sekian banyak pohon pohon jeruk bali dan pohon pinang adalah pohon yang hampir tidak pernah aku panjat. Memanjat bukan hobiku tapi sangat menyenangkan, tak ada perasaan takut sedikitpun, begitulah anak-anak.
Hari itu aku melihat ada buah sirsak yang mateng, hmmm... jangan tanya bagaimana aku bisa tau, anak-anak sangat peka terhadap hal-hal seperti ini, dari rupa, bau, hingga bagaimana memilih kelapa muda, aku tau!
Aku memanjat hingga pijakan pertama, dan... oh, sesuatu bergerak yang warnanya menyatu dengan pohon sirsak, berbulu! Deg spontan aku berteriak "Maaaaaaaa! Mamaaaaaa....!" aku tidak bisa bergerak seperti terhipnotis, aku hanya bisa berteriak, padahal aku baru memanjat pohon itu kira-kira 60Cm. Mama datang teruburu-buru dari belakang rumah, mungkin dia mendengar teriakan panikku. Mama mendekap dan menurunkanku, terima kasih ma... Kemudian kami menertawakan kepanikanku dan menjadi cerita yang selalu aku ingat.
Ulat sangat mengerikan, terlebih ulat yang berbulu. Sering aku memberanikan diri untuk memegang ulat tetapi tetap saja nyaliku mungkin hanya 10% saja. Menurutku ulat yang paling keren adalah ulat cengkeh, sangat unik. Dan ulat terjelek adalah ulat Pohon sirsak, hijau besar seperti monster dan bertanduk, sangat tidak menarik.
Saat itu aku hanya berani memegang ulat daun pisang tapi sekarang tidak lagi, Ulat..? No Thanks!

Saturday, July 20, 2013

Jalan Berdebu

1988

Tidak banyak yang aku ingat, malam itu terasa sangat melelahkan dan gelap, entah sudah dari mana kami, hingga harus pulang malam, perjalanan malam itu 10 kilometer yang harus kami tempuh dengan mengayuh sepeda tua. Saat aku terbangun, masih diatas boncengan sepeda, kami--aku dan ayah mampir di salah satu toko ditengah perjalanan, tak ada rumah lain yang aku ingat, suasananya sangat gelap. "kita akan mampir membeli mie, kamu mau mie kan?" tanya ayah kepadaku. tak ada yang ku ingat dari jawabanku, yang ku ingat hanya perasaanku saat itu, lelah dan kantuk yang menggelayut, ato mungkin aku bahagia hanya dengan "mie" itu. Perlahan kami mulai bergerak, memasuki pekatnya malam, jalan tanah yang berdebu dan berlubang terlindas roda sepeda, berdenyut merayap menyongsong kegelapan, menelan semua memori masa kecilku, tak tersisa sedikitpun untuk ku tangisi, untuk membuatku tersenyum. Aku, mengingatnya! ku simpan sebagai mimpi indah.

Friday, July 19, 2013

Kepingan Puzzle #1

July 2013
Mendung

Sore ini mendung, sama seperti hari-hari sebelumnya, awan gelap yang seakan-akan siap menghadirkan malam lebih awal, awan gelap yang membawa hujan lebat, awan gelap yang menyembunyikan matahari. padahal bulan ini seharusnya sudah memasuki musim panas. Aku merenung, menatap keluar menembus kaca jendela, menatap kosong pada pepohonan hijau yang bergoyang lembut tertiup angin, udara lembab yang dingin.
Pepohonan didepan tumbuh subur, mereka adalah sisa-sisa dari hutan lebat yang kini berubah menjadi pemukiman padat. dari kursi diruang tamu sebuah rumah mungil yang disulap mejadi kantor ini aku memikirkan banyak hal, mengkhawatirkan banyak hal termasuk hal-hal yang seharusnya tak harus ku hawatirkan. Pikiranku terus melayang, mencari kebahagian diatara kenyataan yang kuhadapi, berusaha mencuri kesenangan diantara mimpi-mimpi. Suara sinetron di televisi yang super berisik itu mulai kesulitan untuk mencuri perhatianku, perlahan tapi pasti kini telinga dan jiwaku di liputi keramaian yang baru, hiruk-pikuk yang diciptakan oleh pikiranku. Apa jadinya seandainya dulu aku tidak mengacaukan sekolahku, apa jadinya seandainya dulu aku tidak menunda kuliahku? apa jadinya seandainya dulu aku tidak merubah cara berfikirku, caraku berbuat, aku adalah aku yang baru sejak itu, juga tahun itu, tahun 2001 ketika aku memutuska menjadi orang lain meninggalkan keceriaan, semangat, keegoisan, keras kepala dan selera humorku.
Waktu tak bisa kembali, sama seperti aku yang berusaha sekuat tenaga mengembalikan diriku yang dulu. Orang-orang disekitarku tidak bisa melakukannya, kekasihku juga mungkin tak akan bisa, bahkan aku yang mengenal diriku pun dibuat mati kutu. Hei...! ada satu sahabatku yang mampu melakukannya! tapi, tidak lama, karena aku akan kembali kecewa saat jauh darinya. Aku sangat merindukan diriku yang dulu.

Friday, July 5, 2013

Asa Di Ujung Senja

Pernahkah kamu meresahkan hal-hal yang kamu percaya bahwa "semuanya akan baik-baik saja"? dikucilkan oleh perasaan. Merasa sendiri saat disampingmu manusia ramai mengajakmu bercengkrama.