Mungkin sesuatu yang tampak hebad lahir hanya dari pemikiran tolol dan idiot, seperti kotak sereal yang berubah menjadi laptop ramah lingkungan. Mengahayal menjadi seorang artis perlente dipuja seluruh dunia atau menjadi profesor pencipta sperma buatan. Menggenggam dunia dengan tangan yang mungil atau menyulap mars menjadi obejek wisata. Berleha-leha menjetikkan jari dan segalanya pun siap.
Mengeluhkan ketololan hidup dan mencaci-maki nasib, keluar indah dari mulut cantik dan genit seperti nyayian seorang biduan gila yang bergoyang mengikuti alunan gamelan.
Tak pernah memilih udara macam apa yang akan dia hirup atau angin mana yang akan dia ikuti. Air dari mana yang dia minum, tak peduli air kencing atau air limbah.
Setan dianggap Nabi dan Nabi dianggap setan. Bermuram durja ketika senang dan tertawa disaat duka. Tak peduli emas atau besi tetap saja harta.
Berkoar membanggakan diri, memuntakan bahasa urakan, memaki, mengumpat, berdebat, menyangkal, ngeyel dengan otak kerupuk dan mental tempe. Setan, iblis, keparat, bajingan, dengan muka lembut bagai salju, dengan gaya indah bagai malaikat.
Mencaci dan meludahi berlian, lalu memuji dan menyembah sampah. Hanya untuk membuktikan eksistensi dan harga diri, bertopeng kesombongan, berhias keserakahan.
Waras tapi pura-pura gila agar bisa meminjam bahasa si gila, Goblog tapi pura-pura pintar agar bisa menghakimi sang raja.
Otaknya kosong dan hatinya mati, keras seperti baja seperti karang didasar samudra menantang ombak tak bergeming. Diam mematung, Menunggu maut, menunggu obak menerjang dan mengikis karang.
Untuk aku dah orang-orang yang hidup dalam kepura-puraan. Untuk aku dan orang yang melupakan Tuhan dan mencintai dunia. Untuk aku dengan kebodohanku.
No comments:
Post a Comment
Thanks for comment