Monday, July 12, 2010

Wahai Tuhanku

Oh Tuhan
Aku terlalu jauh tersesat
Terlalu jauh dari pengharapan
Terlalu sering melupakanmu

Wahai Engkau Yang Maha Perkasa
Ampuni kelemahanku
Ampuni kelalaianku
Aku yang selalu bersalah

Wahai Yang Maha Indah
Dunia ini terlalu hebat
Terlalu indah
untuk membutakan mataku, hatiku

Tuhan
aku seperti sampah diantra pundi emas
aku seperti tiang rapuh menopang bangunan megah
Aku seperti ranting kering didahan yang rindang
Aku terlalu lemah

Wahai Engkau Yang Maha Besar
Ampuni Hamba dengan kemurahanmu
Tuntunlah hamba dengan hidayahmu

Tuhanku, segala puji atas kemurahanMu

Sunday, July 11, 2010

Perpisahan, mungkin bukan selamanya

Dear [Bunga] semoga kita bertemu lagi di lain waktu, aku akan selalu merindukanmu;

Apa salahnya kalo aku mati ditelan waktu
Tak berjejak tak berkabar
Hilang tanpa nama di antah berantah

Bunga yang kutinggalkan
Bukan berarti sebuah kenangan indah

Lempar wanginya ke langit
Lalu...
Pandangi saja hamparan biru yang cerah
Atau gumpalan awan hitam itu

Bunga...
Itu alasan mengapa kita pernah bersama

Saturday, July 3, 2010

Study ?

IMG_2074r

Belajar..? Perasaan sekarang aku males banget belajar, maksudku belajar apapun. kemauanku banyak menghilang gag tau kemana, walaupun semangat membumbung seperti gunung. Seolah-olah otakku sudah gag mau menampung apapun yang bisa memenuhi otakku. Apa aku sudah terlalu tua untuk terus belajar giat. Ato ada hal lain yang seharusnya aku lakukan. Ini menyedihkan, sangat menyedihkan. Mungkin aku butuh perubahan, perubahan seperti apa? Gaya hidup, cara berfikir, Kelakuan ato lingkungan.

Jelas ini suatu kemunduran. Kesadaran pentingnya arti sebuah pelajaran. Aku selalu berfikir seharusnya aku seperti mereka. Bahagia dengan keadaannya, gag pernah mengenal putus asa, atau itu hanya keliatannnya saja, entahlah…

Aku sedang menuruni bukit begitu asik menikmati setiap langkahku tanpa beban. Mungkin harusnya aku mengingat kata-kata “Orang pintar gag pernah berkata saya pintar” dan “orang bodoh berkata aku pasti bisa”.

Aku menyadari kesedihan, kesengsaraan, kemelaratan, keindahan adalah bagian dari hidup seperti aku menyadari dan merasakan sakitnya lidahku tergigit gigi sendiri. Tapi aku mulai gag peduli dengan semua itu, segalanya terdengar seperti omong kosong.

Mereka bilang “belajar dari pengalaman itu bagus, lebih baik lagi jika kita belajar dari pengalaman orang lain”. Mendengarkan wejengan dan petuah seperti menimba pelajaran dari lautan ilmu. Tapi seringkali aku menganggap remeh semua itu, gag peduli dan acuh.

Terkadang aku begitu takut jika aku mendapati bahwa aku hidup hanya dengan kebodohan dan ilmu yang sedikit dan aku mati tanpa membawa ilmu yang banyak.

Dimana aku akan menemukan kedamaian, kebahagian? mereka bilang “kebahagian sejati itu ada saat kebahagian itu bisa dibagi”