Monday, August 12, 2013

Sekolah

1990
Sekolah

Hai, aku tidak pernah membayangkan sebelumnya kalo suatu saat aku aku akan masuk sekolah. Aku tidak mengenyam pendidikan Taman Kanak-kanak, TK cuma untuk anak kota, bukan kami yang tinggal di kampung. Begitulah masa kecilku. Pastinya aku iri dengan cerita pengalaman teman-teman sebayaku yang pernah masuk TK.
Mama bilang kalo aku adalah salah satu murid termuda dikelas, jadi aku adalah murid "bawang" A.K.A murid ikut-ikutan.
Di hari pertamaku disekolah, aku sangat bersemangat. Tapi, aku malu saat itu hanya aku sendiri yang tidak mengenakan seragam karena aku anak bawang. Mungkin mama memahami itu. Tidak lama aku sudah punya seragam baru. Aku sangat aktif. Aku menyukai sekolah, aku banyak teman. Aku meraut pensil, dan kagum pada hasil rautan ayah, rapi dan runcing wow... Aku membuat lidi sendiri dari bambu untuk menghitung, aku menghafal, aku belajar mengenal waktu, aku tumbuh, bermain dan diperhitungkan.
Aku bukan lagi anak bawang, aku belajar menulis, dan keinginan yang terdalam saat itu adalah, aku ingin cepat dipercaya menulis dengan polpen, ya dengan polpen, tapi mereka bilang "nanti kamu boleh pake polpen kalo sudah kelas 3". hmm... aku.. hanya ingin mencoret sesuatu dengan polpen, itu saja...

1993
Murid baru

Hari itu rasanya sangat istimewa, kami kedatangan murid baru, jumlah kami bertambah! Rasanya aku sangat gembira dengan pengalam baru itu, mungkin karena kami tidak pernah kedatangan murid dari luar kampung ini sebelumnya.
Tapi, ada yang aneh dengan si murid baru, ternyata dia belum bisa membaca dan menulis dengan lancar, dia seperti murid kelas satu yang duduk di kelas 3.

1993
Murid baru lagi

Kami kedatangan murid baru lagi, dia pindahan dari jawa. Aku tidak bisa membayangkan jawa, tidak satupun selain aku juga punya teman-teman yang bersuku jawa.
Hei, anak baru yang ini seorang cewek, mukanya bundar, dia pintar, berkulit putih bersih (apa aku mengatakan kalo kami terlihat tidak terawat?). Aku masih mengingat namanya bahkan setelah 20 tahun berlalu.
Dengan mudah dia masuk 3 besar di kelas mengalahkan anak-anak dari kampung ini. Aku baru sadar kalo kami jauh tertinggal.
Sayang dia hanya setahun bersama kami, dan dia pindah ke sekolah tetangga.

1 comment:

Thanks for comment