Saturday, July 20, 2013

Jalan Berdebu

1988

Tidak banyak yang aku ingat, malam itu terasa sangat melelahkan dan gelap, entah sudah dari mana kami, hingga harus pulang malam, perjalanan malam itu 10 kilometer yang harus kami tempuh dengan mengayuh sepeda tua. Saat aku terbangun, masih diatas boncengan sepeda, kami--aku dan ayah mampir di salah satu toko ditengah perjalanan, tak ada rumah lain yang aku ingat, suasananya sangat gelap. "kita akan mampir membeli mie, kamu mau mie kan?" tanya ayah kepadaku. tak ada yang ku ingat dari jawabanku, yang ku ingat hanya perasaanku saat itu, lelah dan kantuk yang menggelayut, ato mungkin aku bahagia hanya dengan "mie" itu. Perlahan kami mulai bergerak, memasuki pekatnya malam, jalan tanah yang berdebu dan berlubang terlindas roda sepeda, berdenyut merayap menyongsong kegelapan, menelan semua memori masa kecilku, tak tersisa sedikitpun untuk ku tangisi, untuk membuatku tersenyum. Aku, mengingatnya! ku simpan sebagai mimpi indah.

No comments:

Post a Comment

Thanks for comment