Sunday, February 1, 2009

Hidupku membunuh hidupku

Beberapa tahun terahir ini kondisi fisikku terus menurun, semangat hidup berkurang dan terasa lebih mudah stres. Terkadang aku coba untuk berfikir apa yang menjadi sebabnya, aku coba simpulkan sendiri dan... ak coba mengingat penyebab-penyebabnya.
Satu dari sekian penyebabnya adalah faktor keluarga. Hubungan dengan keluarga yang terliahat harmonis, itu tidak seperti yang aku rasakan. Ada perasaan yang kadang menghalangi aku untuk berbuat lebih, takut salah dan berfikir ulang untuk melakukan suatu perbuatan yang mungkin akan membuat malu keluarga atau tidak sejalan dengan apa yang menjadi kebiasaan dikeluarga,
membuat aku ngga bisa hidup lepas bebas sepenuhnya, aku sadar.
ketika norma itu ada dan harus di taati, semua kebaikan, semua kesempurnaan seolah-olah harus ada pada diriku sepanjang waktu, sepanjang hidup dan kalo perlu nanti matipun aku orang yang hebat, bersih, dan membanggakan.
yahhh.. perasaan seperti ini sering membuat aku terus merasa tertekan dan susah untuk melangkah jauh melepas unek", Brrrrr...ekpresi!! di lain sisi aku meragukan tentang "Brrrr... ekspresi" itu sendiri, mungkin contoh simpelnya adalah seni. Terkadang aku melihat seni itu begitu hidup dan indah, tapi disatu sisi aku kadang berfikir bahwa manusia sering mengatas namakan seni tanpa batas untuk mengekspesikan diri, seolah-olah Tuhan tidak ada dan seni itu adalah Agama!!!
Keharmonisan keluarga, seberapa dekat aku dengan keluarga, seberapa jauh aku dibimbing keluarga? Aku menjalani hidup 60%nya jauh dari keluarga dan pengawasan keluarga! sejak SMP aku sudah berpisah pulau dengan keluarga. dari 12 tahun perpisahan aku hanya menghabiskan total kurang dari 3bulan untuk berkumpul dengan keluarga.. fyuuhh.. hari-hari yang berat.!! tapi aku selalu berusaha menjadi manusia yang baik dan menjaga nama baik keluarga! Aku membuat batasan sendiri tanpa tau perkembangan apa yang ada dikeluarga membuat aku mungkin terlalu membatasi diri dalam hal-hal tertentu yang imbasnya jauh dari yang aku bayangkan. Batasan itu membuat aku berkembang dan lebih dewasa disatu sisi, disisi lain aku hidup dalam tekanan dan keterbatasan yang membuat aku jauh dari kesan hebat, besih dan membanggakan.
2 tahun terahir, aku merasakan tekanan yang semakin berat, aku menjalani hidup dengan perasaan yang ngga tenang dan kehilangan emosi! kehilangan emosi boleh diartikan secara harfiah, boleh juga tidak.
Karena aku seorang Mahasiswa, aku juga merasakan beratnya tekanan dari hasil kuliahku yang terasa menyenangkan sekaligus memilukan... Sebagian teman kuliahku memanfaatkan nilai bagus untuk lulus tanpa memiliki keahlian yang memadai, sebagian lagi ngga lulus-lulus karena lebih idealis, sebagian lagi memanfaatkan keahlian dan nilai untuk lulus. Yang terahir yang aku inginkan, tapi yang aku dapatkan bukan itu! aku kesulitan membagi waktu dan salah menerapkan strategi dalam kuliah!(menyesal ahirnya). Aku berusaha untuk memiliki keahlian dan lebih baik dari orang lain tapi itu "membunuh"!... Manajemen waktu yang berantakan membuat aku lebih terlihat kacau dari mereka yang tidak memiliki keahlian (ini putus asa).
Kehilangan mimpi, Berlari dari kenyataan, mengurung diri dari pergaulan, jenuh, hampa, itu yang aku rasakan sekarang.( like a pile of s***).

1 comment:

  1. hiks.. ko sedih joo postingannya..
    yang semangatnya ya ..

    ReplyDelete

Thanks for comment