Friday, November 27, 2009

Menghukumkan zaman ato menzamankan hukum

Sebagian laki-laki suka memanjangkan rambutnya, entah untuk gaya ato apapun alasannya, ini bukan pembelaan diri ato berlari dari dari hukum. Sebagian wanita memangkas pendek rambutnya. Apapun alasannya mode, Zaman, Rontok, gaul... terserahlah ya... Nabi sudah mengajarkan secara tegas sebatas mana laki-laki boleh memanjangkan rambut maka itu adalah batasan bagi wanita, lebih baik bagi wanita untuk memanjangkan rambutnya sehingga jelas perbedaan antara mereka yang laki-laki dan wanita.
Jadi kalo ada laki-laki yang gondrong dan masih dalam batas kewajaran itu hal yang gag seharusnya diperdebatkan, dicap sebagai berandalan ato laki-laki menyerupai wanita.
Dikampus ini menjadi hal yang aneh buatku... bukan karena keumumannya tapi karena kewajarannya. Lelaki yang lebih ringan batas auratnya diharuskan lebih tertutup dari mereka yang wanita (maksudku dalam hal berpakaian khusunya wanita dengan roknya) padahal mereka yang membuat peraturan sangat memahami hukum lebih dari aku, ato memang aku yang gag tau hukum? Mereka adalah muslim yang taat. Apa ini yang dinamakan pengaruh budaya.
Siapa yang membuat peraturan kalo memakai kaos tidak sopan, siapa yang mengatakan memakai kemeja lebih sopan dari memakai kaos...? Apa fungsi yang menjadi dasarnya, ato kelihatannya yang lebih keren(baik)..? Aku tidak mempermasalahkan formalitas ato keprofesionalnnya. Ini tentang kenyamanan, kebebasan dan efektifitas, kesederhanaan dan kemampuan. Jadi masihkan penting seragam...? Apakah batik lebih baik dari kaos oblong? berlebihan adalah hal yang tidak begitu baik. berpakaian menutup aurat (harfiah 'n non harfiah) selebihnya adalah berlebihan.
Tapi semuanya dapat dimentahkan dengan arti sopan-santun dan penghormatan. Membuat orang senang dapat juga mementahkan semuanya. Sebatas mana? kepada siapa?
Apakah kesombongan akan terus-menerus merongrong rasa hormat dan sopan santun kita terhadap orang yang lebih tua, hal sepele yang hampir punah. betapa menyedihkan, ketika menghargai orang sangat sulit untuk diterapkan, ketika hormat menjadi hal yang aneh, ketika malu menjadi hal yang tak ada artinya.
Mungkin saja kalo kiamat itu sebenarnya sudah datang kepada manusia sejak seribu tahun yang lalu.
Ya Allah Ampuni hamba, Tetapkanlah hamba dijalanmu, dijalan yang lurus 'amiin'

5 comments:

  1. Ntahlah Joo...

    BTW PRof pernah gondrong juga....sekarang cepak..!! Tuntutan pekerjaan...:D

    ReplyDelete
  2. untung aku jarang make rok, hahahah... klo rambut, aku cewek malah ngga gondrong,
    berarti apa dunk, ngga suka make Rok N ngga berambut gondrong, ah, yang penting aku nyaman aja dah, n ni rambut mau kupanjangin kok klo ngga ribet :)

    ReplyDelete
  3. Aku jarang makai make up..
    lha ga make make up aja udah cakep kok
    (meniru komen si inul daratista di atas)
    apa sih yang kita sombongkan mas?
    hidup ini cuma pinjaman, yang suatu saat diambilpemilik Nya..

    ReplyDelete
  4. he.he.. keren juga neh.. btw, aku dulu juga ngeband, gondrong, pernah dapet best drumer se Jawa Bali loh.. pas SMU pun nekat gondrong (walau gak gondrong banget).. tapi dicuekin aja ama guru2 waktu itu.. karena aku rangking 1 terus .. he.he.. (gak nyombong loh)

    ReplyDelete
  5. setuju, kaos bukan nya gak sopan.. percuma ikut kuliah kalo gak nyaman!

    ReplyDelete

Thanks for comment